marhaban-ya-ramadhan-1445-h-design-template-ed75d51c1e256c1170efd6f83942f812_screen

TANTANGAN DIGITAL DI BULAN RAMADAN: MENJAGA KESALEHAN ONLINE

Siti Nurul Atiqoh, S.Ag., M.S.I

Guru MA Al Fatah Palembang

(Sekretaris Dharmawanita Persatuan UIN Raden Fatah)

 

Ramadan merupakan bulan yang sangat istimewa bagi ummat Islam karena selain sebagai bulan penuh berkah dan ampunan, Ramadan juga dikenal sebagai bulan untuk melatih kesabaran bagi umat Muslim di seluruh dunia. Dalam konteks ini, Ramadan bukan hanya tentang menahan lapar dan haus selama puasa, tetapi juga tentang menguji dan memperkuat kesabaran dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari.  Ibadah puasa Ramadan mengajarkan umat Muslim untuk menahan lapar dan haus dari fajar hingga matahari terbenam. Puasa bukan hanya ujian fisik, tetapi juga ujian kesabaran. Ketika rasa lapar dan haus muncul, umat Muslim diajarkan untuk mengendalikan diri dan tidak mengeluh. Ini adalah latihan yang kuat dalam mengasah kesabaran dan keteguhan hati. Selama bulan Ramadan, umat Muslim dianjurkan untuk lebih banyak beribadah, seperti shalat, membaca Al-Quran, dan berdzikir. Menyisihkan waktu untuk melakukan ibadah dengan konsentrasi penuh membutuhkan kesabaran yang besar. Dengan fokus dan keteguhan hati, umat Muslim dapat mengatasi godaan untuk tergesa-gesa atau terganggu selama menjalankan ibadah, khususnya di bulan Ramadan.

Tantangan terberat yang dihadapi umat Muslim di bulan Ramadan saat ini adalah tantangan digital, karena tantangn digital saat telah  memperoleh dimensi baru yang perlu dipertimbangkan oleh umat Muslim di seluruh dunia. Meskipun bulan Ramadan adalah waktu yang suci dan penuh berkah, perubahan dalam cara kita berinteraksi dengan teknologi dan dunia digital telah memunculkan serangkaian tantangan yang harus diatasi. Bagaimana menjawab tantangan tersebut merupakan tugas berat bagi seorag Muslim, karena tantangan digital yang kita hadapi saat ini semakin kompleks. Banyak usaha yang harus dilakukan agar sebagai Muslim kita mampu menjaga diri kita agar memiliki kesalehan online.

Era digital yang ditandai dengan maraknya kemajuan teknologi membuat kita harus pandai dalam memilih dan memilah, mana yang baik dan mana yang tidak baik untuk kia lakukan. Beberapa tantangan yang akan kita hadapi di era digital saat antara lain:

  1. Munculnya gangguan digital dalam Ibadah:

Dalam era smartphone dan media sosial, gangguan digital telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Pesan-pesan yang masuk, notifikasi media sosial, atau tontonan yang tidak bermanfaat seringkali mengganggu konsentrasi selama ibadah, seperti shalat, membaca Al-Quran, atau berdzikir.

  1. Berkurangnya waktu yang berkualitas:

Di era digital, hampir semua waktu kita habiskan di dunia digital, sehingga dapat mengurangi kualitas ibadah dan refleksi spiritual. Terlalu banyak waktu yang dihabiskan di media sosial atau permainan online, akibatnya dapat mengurangi waktu yang dihabiskan untuk beribadah, berdakwah, atau melakukan kegiatan yang bermanfaat.

  1. Konten yang Tidak Sesuai:

Di dunia digital saat ini, terdapat beragam konten yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam. Mulai dari konten pornografi hingga diskusi yang menghina agama atau perilaku yang bertentangan dengan ajaran Islam. konten yang mengumbar kemewahan hingga informasi yang tidak valid secara agama, banyak yang dapat mengganggu kesucian bulan Ramadan. Tantangan ini memerlukan kesadaran dan pengendalian diri untuk menghindari konten-konten negatif tersebut.

  1. Semakin maraknya bisnis dan konsumsi di media online:

Perdagangan digital dan iklan online meningkat selama bulan Ramadan, menggoda umat Muslim untuk berbelanja lebih banyak daripada yang diperlukan. Promosi yang agresif dan tawaran khusus dapat memengaruhi perilaku konsumsi, yang bertentangan dengan nilai-nilai sederhana dan hemat dalam Islam.

  1. Tantangan Komunikasi:

Sementara teknologi memungkinkan kita untuk tetap terhubung dengan keluarga dan teman-teman yang jauh, terlalu banyak bergantung pada komunikasi digital dapat mengurangi interaksi langsung dan keintiman dalam hubungan interpersonal. Hal ini dapat mengurangi nilai-nilai kebersamaan dan saling peduli yang dianjurkan dalam Islam.

Bulan Ramadan merupakan momentum yang tepat untuk dapat meningkatkan berbagai kesalehan diri, baik kesalehan individual, sosial, maupun kesalehan digital. Lewat bulan Ramadan inilah sebuah waktu yang tepat dapat mengantarkan umat Muslim menuju peningkatan derajat kesalehan secara paripurna, yang akan mengantarkan manusia pada derajat ketakwaan disisi Allah SWT.

Seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi saat ini, kita bisa merasakan bersama bagaimana derasnya informasi yang beredar di tengah-tengah masyarakat. Semua itu terjadi karena kemudahan-kemudahan yang disuguhkan teknologi untuk membantu manusia. Kemudahan yang disuguhkan oleh teknologi ini sejatinya memberikan dua sisi mata uang yang memiliki dampak positif dan juga dampak negatif.

Menghadapi tantangan ini, maka kita harus terus berupaya melakukan hal-hal yang baik di tengah era digital. Hal baik tersebut harus kita maksimalkan dan hal negatifnya harus kita buang. Menghadapi tantangan ini, penting bagi umat Muslim untuk memperkuat kesadaran diri dan disiplin dalam penggunaan teknologi selama bulan Ramadan. Oleh kafena itu, untuk melatih keberanian dalam menghadapi tantangan ini, mulailah dengan menetapkan waktu-waktu khusus di mana kita mematikan ponsel atau memblokir notifikasi untuk benar-benar fokus pada ibadah, termasuk mengatur waktu layar, menghindari konten yang tidak bermanfaat, fokus pada ibadah, dan meningkatkan kualitas interaksi manusia. Dengan pendekatan yang tepat, teknologi dapat menjadi alat yang dapat memperkuat spiritualitas dan memperdalam pengalaman Ramadan, bukan sebagai penghalang untuk beribadah.

Ramadan juga merupakan waktu di mana nilai-nilai kesabaran dalam berinteraksi dengan orang lain ditekankan. Umat Muslim diajarkan untuk bersikap sabar, toleran, dan penuh pengampunan terhadap orang lain, bahkan dalam situasi yang sulit atau konflik. Ini melibatkan kesabaran dalam menghadapi perbedaan pendapat, mengendalikan emosi, dan menunjukkan sikap yang baik dalam semua situasi. Selama Ramadan, ketika tubuh mengalami perubahan akibat perubahan pola makan dan tidur, bisa menjadi tantangan untuk mengelola emosi dengan baik. Kesabaran diperlukan untuk menghadapi perubahan suasana hati, frustrasi, atau kelelahan dengan tenang dan penuh kesabaran. Ini merupakan bagian penting dari latihan spiritual selama bulan Ramadan.

Ramadan juga mengajarkan pentingnya kesabaran dalam menjaga komitmen dan tekad untuk melakukan kebaikan. Mulai dari menunaikan ibadah wajib hingga berpartisipasi dalam amal sosial, mempertahankan komitmen ini memerlukan kesabaran dan ketekunan. Umat Muslim diajarkan untuk tidak menyerah di tengah jalan dan tetap teguh dalam menjalankan kewajiban mereka. Dari situlah kesalehan digital bisa diperkuat di bulan Ramadan ini.

Dengan demikian, Ramadan menjadi waktu yang sempurna untuk melatih kesabaran dalam berbagai aspek kehidupan termasuk menjaga kesalehan digital. Melalui pengendalian diri, keteguhan hati, dan sikap sabar, umat Muslim dapat memperkuat hubungan mereka dengan Allah SWT dan meningkatkan kualitas hidup mereka secara keseluruhan. Semoga Ramadan tahun ini menjadi kesempatan bagi kita semua untuk mengasah kesabaran dan mengembangkan diri menjadi pribadi yang lebih baik.

WhatsApp Image 2024-03-29 at 19.48.18

PENGURUS OMIK BERBUKA BERSAMA “KURMA SAINTEK” UIN RADEN FATAH

HUMAS FSTUINRF (28/03/2024). Pengurus Organisasi Mahasiswa Intra Kampus (OMIK) Fakultas Sains dan Teknologi UIN Raden Fatah Palembang yang terdiri dari Pengurus SEMAF, DEMAF, HMPS Prodi. Biologi, Kimia dan Sistem Informasi, serta BSO, menggelar acara berbuka puasa bersama dengan tema “Kurma Saintek” di lantai 3 Fakultas Sains dan Teknologi. Acara ini diadakan sebagai bagian dari rangkaian kegiatan bulan suci Ramadan serta untuk mempererat silaturahmi antaranggota dan memperkuat ukhuwah Islamiyah di kalangan mahasiswa, dosen dan tenaga kependidikan yang ada di Fakultas Saintek. Acara berlangsung dengan penuh kehangatan dan kebersamaan. Para pengurus OMIK serta mahasiswa lainnya berkumpul di ruang lanta 3, yang telah dihias dengan dekorasi ramadhan yang indah, dengan beberapa rangkaian acara mulai dari membacakan surah Yasin, Sholawatan, penampilan bakat dan minat serta tautsiyah yang diisi oleh Dekan yang diwakili oleh wakil dekan III Bapak Dr. Muhammad Isnaini, M.Pd.

Setelah beberapa rangakaian acara barulah berbuka puasa secara bersama-sama dengan menyantap snack dan makanan yang disediakan oleh panitia.

Tausiyah yang diisi wadek III memberikan pesan-pesan kebaikan serta inspirasi bagi para mahasiswa untuk menjalani ibadah puasa dengan penuh kesadaran dan keikhlasan. Ketua Demaf Saintek, Sari Yulianti, menyampaikan, “Acara berbuka puasa bersama ini merupakan wujud kebersamaan dan kekeluargaan di antara kami sebagai mahasiswa. Kami berharap melalui kegiatan ini, kami dapat semakin mempererat tali persaudaraan serta meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kami kepada Allah SWT.”

Menurut Ahmad Rizki Fauzan selaku Ketua Panitia berbuka Bersama Ramadhan kali ini, “Saya sangat bersyukur dan bangga atas kesuksesan acara berbuka puasa bersama OMIK Fakultas Sains dan Teknologi ini. Kami telah bekerja keras untuk memastikan acara berjalan lancar dan memberikan pengalaman berbuka puasa yang bermakna bagi seluruh peserta. Kerjasama dan partisipasi semua pihak, terutama mahasiswa, dosen dan tenaga kependidikan sangatlah berarti dalam kesuksesan acara ini. Kami berharap kebersamaan ini dapat terus terjaga dan menjadi inspirasi untuk mengadakan kegiatan-kegiatan positif di masa mendatang. Terima kasih atas dukungan dan partisipasinya.”

Salah satu peserta berbuka bersama mengatakan bahwa “Acara berbuka puasa bersama OMIK Fakultas Sains dan Teknologi sungguh menjadi pengalaman yang berkesan bagi kami sebagai mahasiswa. Selain dapat berbuka puasa secara bersama-sama, kami juga merasakan kehangatan ukhuwah Islamiyah yang tercipta di antara kami. Kami mengapresiasi kerja keras panitia dalam menyelenggarakan acara ini dengan baik. Semoga kegiatan seperti ini dapat terus dilakukan di masa mendatang untuk mempererat silaturahmi dan memperkuat kebersamaan di antara mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi. Terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam acara ini.”

Di akhir acara Wadek 3 memberikan komentar terhadap acara berbuka bersama ini, acara berbuka bersama menjadi sarana untuk mempererat hubungan sosial antar mahasiswa Saintek. Melalui berbagi makanan dan berinteraksi secara langsung, mahasiswa dapat merasakan kebersamaan dan saling mengenal satu sama lain dengan lebih baik. Dalam suasana berbuka bersama, suasana kekeluargaan bisa tercipta. Mahasiswa Saintek dapat merasakan atmosfer persaudaraan yang hangat, mirip seperti suasana di keluarga mereka sendiri. Ini dapat meningkatkan rasa kebersamaan dan dukungan di antara sesama mahasiswa. Berbuka bersama di bulan Ramadan memiliki nilai-nilai religius yang kuat. Ini dapat membantu mahasiswa Saintek meningkatkan kesadaran beragama mereka, memperdalam pemahaman mereka tentang ajaran Islam, dan memperkuat praktik ibadah puasa, salah satu tujuannya adalah untuk membangun keterampilan sosial, seperti kemampuan berkomunikasi, bekerja sama, dan berinteraksi dan pada akhirnya bisa memperkuat solidaritas dan identitas kampus mereka. Ini membantu menciptakan ikatan yang kuat di antara mahasiswa dan memperkuat rasa kebanggaan terhadap kampus ini, ujar Pak isnaini.

 

Diakhir acara dilaksanakan sholat Isya dan Taraweh secara berjamaah dan berdoa agar Ramadhan yang dijalankan berkah dan pada akhirnya nanti kita akan bertemu lagi dengan Ramadhan yang akan dating. (wd3fst).

WhatsApp Image 2024-03-29 at 19.43.14

SPI SOSIALISASIKAN GRATIFIKASI DAN APLIKASI WHISTLEBLOWING DI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

HUMAS FST, (28 Maret 2024), Palembang – Dalam upaya memperkuat integritas dan transparansi di lingkungan kampus, Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang menggelar acara sosialisasi yang bertujuan untuk memperkenalkan kebijakan gratifikasi dan aplikasi whistleblowing sistem oleh Satuan Pemeriksa Internal (SPI) UIN Raden Fatah Palembang. Acara yang dihadiri oleh pimpinan, kabag TU, Kaprodi, Sekprodi, dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa FST berlangsung dengan lancar pada hari Kamis tanggal 28 Maret 2024, di ruang seminar lantai 4 FST. Dalam sambutannya, Dekan FST, Prof. Dr. H. Munir, M.Ag., yang diwakili oleh Wakil Dekan III, Dr. Muhammad Isnaini, M.Pd., menekankan pentingnya penerapan prinsip-prinsip anti-korupsi dalam menjaga keberlangsungan institusi pendidikan. “Kami percaya bahwa integritas adalah fondasi utama bagi kemajuan akademik dan moralitas di lingkungan kampus. Melalui sosialisasi ini, kami berkomitmen untuk menciptakan lingkungan yang bebas dari korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan,” ujar Muhammad Isnaini.

Satuan Pemeriksa Internal (SPI) Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang menggelar program sosialisasi yang bertujuan untuk memperkenalkan kebijakan gratifikasi dan aplikasi whistleblowing sistem SPI kepada para dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi (FST). Acara ini merupakan bagian dari upaya meningkatkan kesadaran akan pentingnya pencegahan korupsi dan penegakan integritas di lingkungan akademik. Dalam sambutannya, Kepala SPI UIN Raden Fatah Palembang, Dekky Anwar, Ph.D., PIA., CRA., CRP., menyoroti peran kunci FST dalam mempromosikan transparansi dan akuntabilitas di universitas. “FST memiliki peran strategis dalam menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berintegritas. Oleh karena itu, penting bagi seluruh anggota FST untuk memahami dan menerapkan prinsip-prinsip anti-korupsi,” ujarnya.

Selama sesi sosialisasi, para peserta diberikan pemahaman mendalam tentang arti gratifikasi dan dampak negatifnya terhadap lembaga pendidikan. Mereka juga diperkenalkan dengan aplikasi Whistleblowing Sistem, yang memungkinkan untuk melaporkan pelanggaran, dan nanti akan diberikan buku pedomannya selain aplikasi http://wbs.radenfatah.ac.id. Materi sosialisasi diisi oleh salah satu Auditor di SPI yaitu Fahruddin, M.Kom. Acara ini juga menjadi momentum bagi para peserta untuk bertukar gagasan dan pengalaman tentang upaya pencegahan korupsi. Dengan adanya kolaborasi antara SPI dan FST, diharapkan tercipta lingkungan akademik yang lebih bersih, transparan, dan berintegritas.

Setelah acara sosialisasi, FST akan terus melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap penerapan kebijakan gratifikasi dan penggunaan aplikasi whistleblowing sistem. Selain itu, akan diselenggarakan pelatihan lanjutan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran anggota kampus tentang pentingnya pencegahan korupsi dan penegakan integritas. Dengan langkah-langkah ini, Fakultas Sains dan Teknologi UIN Raden Fatah Palembang menegaskan komitmennya untuk menciptakan lingkungan akademik yang bersih, transparan, dan berintegritas. (sth).

marhaban-ya-ramadhan-1445-h-design-template-ed75d51c1e256c1170efd6f83942f812_screen

INTERPRETASI “BAPER” POSITIF DALAM BULAN RAMADHAN

Oleh: Muhammad Isnaini[1]

 

Di pagi hari tepatnya setelah sholat Subuh pada hari kamis tanggal 28 Maret 2024, saya menemukan kata Tersinggung dan atau Bapper dan saya diskusikan dengan uminya anak-anak serta anak saya Najwa Lailatul Mu’jizah sewaktu mengantarkannya ke rumah sakit Mohammad Husen tuk cuci darah rutinnya, kemudian saya tulis dengan modifikasi dan interpretasi, wal hasil saya masukkan ke Whatshapp Group (WAG) Fakultas Sains dan Teknologi, bunyinya begini “Muhasyabah hari ini… TERSINGGUNG, BAPER KATA G-Z WA MELINIAL SEKARANG”.

“Hidup ini begitu rumit dengan orang-orang yang mudah tersinggung alias baper, Kepekaannya salah tempat, Dia yang salah paham, dia yang marah.

Tak peduli usia, tingkat pendidikan, strata sosial, pekerjaan, atau kesalehan yang ditampilkan, hari-hari ini siapa saja bisa tersinggung. Itu kenapa, adalah penting untuk mencurigai kebodohan diri sendiri, Supaya kita tidak buta dari kemungkinan bahwa ada kebenaran pada orang lain yang tak kita mengerti dan ada kesalahan pada diri sendiri yang tak mampu kita deteksi. Hati-hati, mudah tersinggung alias baper bisa jadi tanda kerasnya hati. Dan hati yang mengeras biasanya mudah sekali panas, maka serahkanlah hatimu pada Allah. Mintalah pada-Nya agar hati ini dibeningkan, sebening mata air agar jelas memandang, agar tak samar-samar oleh prasangka dan gagal paham pada akhirnya.

Bukankah hati yang bersih akan selalu memancarkan ketenangan?”. Wallahu@’lam bissowab…

Pesan yang disampaikan dalam tulisan tersebut sangat relevan dan memprovokasi untuk refleksi diri. Dalam kehidupan yang kompleks dan penuh dengan interaksi sosial, seringkali kita menemui orang-orang yang mudah tersinggung atau “baper”. Tulisan ini menyoroti pentingnya kesadaran diri dan introspeksi dalam menghadapi reaksi emosional kita sendiri dan orang lain. Pertama-tama, tulisan ini mengajak kita untuk tidak langsung menyalahkan orang lain ketika mereka mudah tersinggung. Sebaliknya, kita perlu merenungkan apakah kemungkinan ada kesalahan atau ketidakpahaman dari diri sendiri yang menjadi penyebabnya. Hal ini mencerminkan pentingnya sikap rendah hati dan pengakuan bahwa kita tidak selalu benar atau memiliki pemahaman yang sempurna atas situasi. Kemudian, tulisan ini menyoroti bahaya dari hati yang keras atau kerasnya hati. Hati yang keras cenderung mudah panas dan sulit untuk menerima pandangan atau pendapat orang lain. Ini mengingatkan kita untuk memperhatikan keadaan hati kita sendiri, dan untuk meminta perlindungan dan bimbingan dari Allah SWT untuk menjaga hati kita tetap bersih dan jernih.

Pada akhirnya, tulisan ini menekankan bahwa hati yang bersih akan selalu memancarkan ketenangan. Ini adalah pengingat yang kuat bahwa ketenangan batin tidak hanya datang dari situasi eksternal, tetapi juga dari keadaan hati yang bersih dan damai. Dengan memperhatikan kesucian hati dan mengarahkannya pada kebaikan, kita dapat mencapai kedamaian dalam menghadapi berbagai tantangan hidup. Secara keseluruhan, tulisan ini memberikan pesan yang kuat tentang pentingnya kesadaran diri, rendah hati, dan spiritualitas dalam menghadapi kompleksitas kehidupan dan interaksi sosial. Ini adalah pengingat yang bermakna untuk kita semua agar tetap terhubung dengan nilai-nilai yang mendalam dan memelihara hati yang bersih dan damai.

Pada konteks Ramadhan sekarang, kita sering kali mendengar istilah “baper”, singkatan dari bahasa gaul yang merujuk pada perasaan bawaan atau emosi yang intens, seperti baper (bawa perasaan), yang umumnya dianggap negatif. Namun, dalam pandangan yang lebih mendalam, kita dapat mengubah interpretasi “baper” tersebut menjadi sesuatu yang positif, terutama dalam konteks Ramadhan. Interpretasi positif dari “baper” dalam bulan Ramadhan tersebut adalah. Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk meningkatkan kesadaran akan emosi kita. Merasakan “baper” bisa menjadi tanda bahwa kita sensitif terhadap perasaan kita sendiri dan orang lain di sekitar kita. Hal ini membuka peluang untuk lebih memahami dan menghargai perasaan kita sendiri serta belajar untuk lebih empati terhadap orang lain.

“Baper” juga bisa menjadi sinyal bahwa hati kita terbuka untuk memahami pesan-pesan spiritual yang disampaikan oleh Ramadhan. Ketika kita merasakan kelembutan atau kepekaan yang mendalam terhadap makna ibadah dan hubungan dengan Allah SWT, itu adalah tanda bahwa kita terbuka untuk mendalami spiritualitas kita dengan lebih dalam. Reaksi emosional yang intens juga bisa menjadi panggilan untuk merenungkan diri sendiri dengan lebih mendalam. Ketika kita merasa terharu atau tersentuh oleh ayat-ayat Al-Qur’an, khutbah, atau pengalaman spiritual lainnya, itu adalah waktu yang tepat untuk mengeksplorasi apa yang memicu perasaan tersebut dan bagaimana kita dapat tumbuh dari pengalaman tersebut. “Baper” juga bisa menjadi jembatan untuk memperdalam hubungan kita dengan sesama. Saat kita merasakan empati yang mendalam terhadap penderitaan atau kebahagiaan orang lain, kita menjadi lebih cenderung untuk berbagi, membantu, dan mendukung mereka dalam perjalanan spiritual dan kehidupan mereka.

Dengan demikian, meskipun awalnya mungkin kita menganggap “baper” sebagai sesuatu yang negatif, dalam konteks Ramadhan, kita dapat melihatnya sebagai kesempatan untuk pertumbuhan pribadi, kedalaman spiritual, dan penghormatan terhadap perasaan kita sendiri dan orang lain. Semoga kita semua dapat mengambil manfaat maksimal dari bulan yang mulia ini dan menjadikan setiap emosi yang kita alami sebagai pijakan menuju kebaikan dan keberkahan yang lebih besar. Dampak dari interpretasi “baper” yang positif dalam bulan Ramadhan dapat sangat signifikan, baik pada tingkat individu maupun pada skala lebih luas dalam masyarakat Muslim. Berikut adalah beberapa dampak yang mungkin timbul

Pertama, Peningkatan Kualitas Hubungan: Dengan memperhatikan dan menghargai perasaan, baik diri sendiri maupun orang lain, kita dapat memperkuat ikatan emosional dengan sesama. Hal ini dapat menghasilkan hubungan yang lebih intim dan bermakna dalam keluarga, komunitas, dan lingkungan sosial.

Kedua, Pertumbuhan Spiritual: Dengan memperdalam pemahaman akan emosi dan spiritualitas, kita dapat mencapai tingkat kesadaran yang lebih tinggi tentang diri sendiri dan hubungan dengan Tuhan. Ini dapat membawa kita lebih dekat pada pencapaian tujuan spiritual dalam Ramadhan, seperti meningkatkan ibadah, memperbaiki akhlak, dan meningkatkan ketakwaan.

Ketiga, Kesejahteraan Mental dan Emosional: Menyadari dan menerima perasaan kita dengan cara yang positif dapat mengurangi stres, kecemasan, dan depresi. Ini karena kita belajar untuk tidak menekan atau menolak emosi negatif, tetapi memahaminya dan menghadapinya dengan kedewasaan dan ketenangan batin.

Keempat, Kemajuan dalam Perjalanan Pribadi: Dengan refleksi yang lebih dalam terhadap emosi dan pengalaman spiritual, kita dapat mengidentifikasi area-area di mana kita perlu tumbuh dan berkembang. Ini dapat memicu perubahan positif dalam perilaku, kebiasaan, dan pola pikir yang tidak lagi melayani kebaikan diri kita sendiri dan orang lain.

Kelima, Penguatan Solidaritas dan Empati: Dengan mengalami “baper” dengan cara yang positif, kita dapat merasakan lebih dekat dengan penderitaan dan kesulitan orang lain. Ini dapat menginspirasi kita untuk bertindak lebih banyak dalam membantu mereka yang membutuhkan, memperkuat solidaritas sosial, dan mempercepat upaya pembangunan masyarakat yang adil dan berempati. Keenam, Pemberdayaan Individu: Memahami dan menghargai perasaan kita sendiri dapat memberi kita kepercayaan diri dan keberanian untuk menghadapi tantangan hidup dengan lebih tenang dan penuh keyakinan. Ini membantu kita menjadi pribadi yang lebih kuat, tegar, dan penuh kasih.

Kesimpulan yang bisa ditarik adalah interpretasi positif dari “baper” dalam bulan Ramadhan dapat membawa dampak yang luas dan positif dalam kehidupan individu dan masyarakat. Hal ini dapat menjadi landasan bagi pertumbuhan pribadi, keberkahan, dan kedamaian dalam menjalani bulan suci ini dan seterusnya.

[1] Dosen Fakultas Sains dan Teknologi UIN Raden Fatah Palembang

WhatsApp Image 2024-03-28 at 11.53.44

PELANTIKAN PENGURUS ORGANISASI MAHASISWA INTRA KAMPUS (OMIK), SEMAF, DEMAF, DAN HMPS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN RADEN FATAH PALEMBANG

HUMAS FST, (27 Maret 2024), Palembang – Suasana keakraban dan semangat kepemimpinan kembali menghiasi kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang, khususnya di Fakultas Sains dan Teknologi. Hari ini, Rabu (27/03), merupakan momentum penting dengan dilaksanakannya pelantikan pengurus Organisasi Mahasiswa Intra Kampus (OMIK), SEMAF (Senat Mahasiswa Fakultas), DEMAF (Dewan Mahasiswa Fakultas), dan HMPS (Himpunan Mahasiswa Program Studi) untuk periode kepengurusan tahun 2024.

Acara pelantikan yang berlangsung di Aula Utama Fakultas Sains dan Teknologi tersebut dihadiri oleh para pimpinan Fakultas Dekan Prof. Dr. H. Munir, M.Ag., Wakil Dekan 1 Dr. Irham Falahudin, M.Si., Wakil Dekan 2 Dr. Delima Engga Maretha, M.Kes., IFO dan Wakil Dekan 3 sebagai pembina OMIK yaitu Dr. Muhammad Isnaini, M.Pd., para Kaprodi dilingkungan Fakultas Dr. Syarifah, M.Kes., Kaprodi Biologi, Maryamah, MT sebagai Kaprodi Kimia dan Dr. Fenny Furwani, M.Si sebagai Kaprodi Sistem Informasi, beberapa dosen, tenaga kependidikan, serta para mahasiswa dari berbagai program studi yang ada di fakultas ini. Dengan tertib dan berpakaian rapi, para peserta memenuhi ruang acara dengan penuh semangat dan antusiasme.

Dalam sambutan pengantar tugas para pengurus OMIK, Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, Prof. Dr. H. Munir, M.Ag.,  menyampaikan harapannya agar pengurus baru yang dilantik dapat mengemban amanah dengan baik dan mampu mewujudkan program-program yang progresif untuk kemajuan fakultas dan kampus secara keseluruhan, karena OMIK bertugas untuk menjadi suara mahasiswa di tingkat intra-kampus, mendengarkan aspirasi, kebutuhan, dan masalah yang dihadapi oleh mahasiswa di lingkungan Fakultas Sains dan Teknologi. Mereka berupaya untuk memperjuangkan kepentingan mahasiswa agar dapat diakomodasi oleh pihak fakultas. Selain itu OMIK dapat berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Fakultas Sains dan Teknologi dengan mengadakan berbagai kegiatan akademik seperti seminar, workshop, dan diskusi ilmiah. Mereka juga dapat menjadi perantara antara mahasiswa dan dosen untuk memberikan masukan terkait metode pengajaran dan kurikulum.

Dan dalam arahannya Wadek 3 Dr. Muhammad Isnaini, M.Pd. menekankan pada pengurus OMIK bahwa kita memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembangkan soft skill dan kepemimpinan melalui berbagai kegiatan organisasi seperti pelatihan kepemimpinan, komunikasi interpersonal yang bertanggung jawab dalam mengkoordinasikan dan memfasilitasi kegiatan kemahasiswaan di Fakultas Sains dan Teknologi, termasuk event sosial, olahraga, dan seni, yang bertujuan untuk mempererat tali persaudaraan dan memperkaya pengalaman mahasiswa selama berada di kampus, ujarnya.

Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (Demaf) yang terpilih yaitu Sari Yuliani, menyampaikan dalam membawa organisasi kemahasiuswaan ini akan berusaha untuk menjalin kerjasama dengan berbagai pihak di dalam dan luar kampus, termasuk instansi pemerintah, perusahaan, dan lembaga non-profit, guna memperluas jaringan mahasiswa dan memberikan peluang-peluang yang bermanfaat bagi pengembangan karir dan peningkatan kualitas pendidikan.

Pelantikan pengurus OMIK yang meliputi SEMAF, DEMAF, dan HMPS ini menandai awal dari perjalanan kepemimpinan baru dalam lingkungan Fakultas Sains dan Teknologi.  Para pengurus yang baru dilantik diharapkan mampu menjadi agen perubahan yang positif, mengakomodasi aspirasi mahasiswa, serta menjalankan fungsi organisasinya dengan penuh tanggung jawab dan integritas. Para pengurus yang baru dilantik pun memberikan komitmen mereka untuk bekerja keras demi kemajuan fakultas dan kampus, serta berjanji untuk mendengar dan mewakili suara mahasiswa dalam setiap keputusan yang diambil. Dengan semangat baru dan visi yang jelas, diharapkan kepengurusan baru ini mampu menciptakan lingkungan kampus yang lebih dinamis, inklusif, dan berdaya saing tinggi dalam menghadapi tantangan masa depan.

Adapun masing-masing ketua terpilih yang dilantik adalah Ketua SEMAF yaitu Muhammad Fikri Pratama Noer, Ketua DEMAF yaitu Sari Yuliani, Ketua HMPS Biologi yaitu Muhammad Alif Saputra, Ketua HMPS Kimia yaitu Irfan Muzakki dan Ketua HMPS Sistem Informasi yaitu Ade Kurniawan. Acara pelantikan ditutup dengan doa bersama untuk kesuksesan kepemimpinan baru yang akan memimpin Organisasi Mahasiswa Intra Kampus, SEMAF, DEMAF, dan HMPS Fakultas Sains dan Teknologi UIN Raden Fatah Palembang ke arah yang lebih baik. (wd3fst).

 

marhaban-ya-ramadhan-1445-h-design-template-ed75d51c1e256c1170efd6f83942f812_screen

HARMONI DAN TOLERANSI DI BULAN SUCI RAMADHAN

Oleh: Muhammad Isnaini

 

Perjalanan kehidupan manusia diperintahkan untuk hidup berdampingan dalam harmoni dan toleransi. Bulan suci Ramadhan, sebagai bulan yang penuh berkah dan keberkahan, tidak hanya mengajarkan kesucian dalam beribadah, tetapi juga menggarisbawahi pentingnya hidup berdampingan dalam keberagaman, menghargai perbedaan, dan memelihara harmoni di antara umat manusia. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Al-Quran Surah Al-Hujurat (49:13): “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” Dalam ayat ini, Allah menegaskan bahwa keberagaman etnis, budaya, dan bahasa merupakan bagian dari rancangan-Nya yang mulia. Namun, keutamaan sejati tidak terletak pada asal-usul atau kedudukan sosial seseorang, melainkan pada ketakwaan dan kebaikan hati.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga memberikan contoh teladan tentang pentingnya toleransi dan kerukunan. Beliau bersabda dalam sebuah Hadis riwayat Ahmad dan Abu Daud: “Toleransi yang baik itu adalah berbakti kepada orang tua dan saling menghormati antar sesama manusia.” Dari hadis ini, kita diperingatkan bahwa kerukunan tidak hanya terbatas pada hubungan agama, tetapi juga memperluas cakupannya ke dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam hubungan keluarga dan masyarakat. Dalam konteks bulan suci Ramadhan, saat di mana umat Islam bersama-sama berpuasa dan mendekatkan diri kepada Allah, penting untuk mengingat bahwa esensi dari ibadah ini adalah menciptakan kedamaian, saling pengertian, dan menguatkan ikatan kebersamaan di antara sesama manusia. Dengan menggali ajaran suci Al-Quran dan Hadis, mari kita renungkan makna sejati dari harmoni dan toleransi, serta berkomitmen untuk menjadikannya sebagai landasan dalam menjalani kehidupan, terutama di bulan suci Ramadhan ini dan seterusnya.

Harmoni dan toleransi adalah dua pilar penting dalam membangun masyarakat yang damai dan sejahtera. Makna sejati dari harmoni adalah kemampuan untuk hidup berdampingan dengan damai, meskipun dalam keberagaman dan perbedaan. Ini mencakup penghargaan terhadap keberagaman budaya, agama, suku, dan pandangan dalam masyarakat. Sementara toleransi mengacu pada kemampuan untuk menghormati dan menerima perbedaan, bahkan ketika kita tidak setuju atau memahaminya.

Makna sejati dari harmoni dan toleransi diperkuat oleh nilai-nilai Islam yang mendorong kesetaraan, keadilan, dan kasih sayang. Puasa Ramadhan bukan hanya tentang menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga tentang menahan diri dari perilaku dan ucapan yang merugikan orang lain. Ini mengajarkan kesabaran, empati, dan pengampunan, yang merupakan dasar dari harmoni dan toleransi. Masyarakat yang mampu menjadikan harmoni dan toleransi sebagai landasan kehidupan mereka tidak hanya menciptakan lingkungan yang damai, tetapi juga memungkinkan setiap individu untuk berkembang secara penuh. Dalam konteks Ramadhan, praktik-praktik seperti berbagi makanan berbuka, memberikan sedekah, dan mempererat hubungan sosial adalah contoh nyata dari bagaimana harmoni dan toleransi dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.

Komitmen untuk menjadikan harmoni dan toleransi sebagai landasan kehidupan, terutama di bulan suci Ramadhan, membutuhkan kesadaran diri, kesabaran, dan kemauan untuk belajar dan memahami perbedaan. Ini melibatkan kemauan untuk mendengarkan perspektif orang lain, menghargai nilai-nilai yang berbeda, dan bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang inklusif dan mendukung bagi semua. Sebagai umat Muslim, Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk merefleksikan nilai-nilai seperti harmoni dan toleransi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mempraktikkan nilai-nilai tersebut secara konsisten, kita dapat menjadi agen perubahan yang membawa kedamaian dan kebaikan bagi masyarakat luas, tidak hanya selama bulan suci Ramadhan, tetapi juga sepanjang tahun.

Bulan suci Ramadhan meneguhkan pentingnya harmoni dan toleransi dalam menjalani kehidupan sebagai umat manusia. Dengan merenungkan ayat Al-Quran dan Hadis, kita memahami bahwa harmoni dan toleransi bukan hanya sekadar konsep, tetapi prinsip-prinsip yang harus diterapkan dalam setiap aspek kehidupan. Harmoni membawa kedamaian dan keselarasan di tengah-tengah keberagaman manusia, sementara toleransi memungkinkan kita untuk menghargai perbedaan dan membangun hubungan yang penuh pengertian. Di bulan suci Ramadhan, praktik-praktik ibadah seperti puasa dan sedekah mengajarkan kita untuk bersikap sabar, berempati, dan memaafkan, yang semuanya merupakan pondasi dari harmoni dan toleransi.

Komitmen untuk menjadikan harmoni dan toleransi sebagai landasan dalam menjalani kehidupan, terutama di bulan suci Ramadhan, adalah sebuah panggilan untuk setiap individu. Dengan melakukan hal ini, kita dapat menciptakan masyarakat yang damai, adil, dan inklusif, di mana setiap orang dihormati dan diberdayakan. Oleh karena itu, mari kita terus memperkuat nilai-nilai harmoni dan toleransi dalam setiap tindakan dan interaksi kita, tidak hanya selama bulan suci Ramadhan, tetapi juga sepanjang tahun. Dengan demikian, kita dapat menjadi pelopor perdamaian dan kebaikan dalam dunia yang penuh dengan tantangan dan perbedaan. (Wallahu a’lam bis assowab).

[1] Dosen Fakultas Sains dan Teknologi UIN Raden Fatah Palembang

marhaban-ya-ramadhan-1445-h-design-template-ed75d51c1e256c1170efd6f83942f812_screen

SUJUD DAN DAMPAKNYA BAGI KESEHATAN

Oleh: Tito Nurseha

Ramadhan adalah salah satu bulan yang sangat ditunggu oleh umat Islam, karena bulan ramadhan merupakan bulan yang diistimewakan oleh Allah SWT. Syekh Utsman bin hasan al-Khubawi memberikan sebuah akronim dari potongan kata “RAMADHAN”. Menurut beliau, kata “ramadhan”, Ra’-nya adalah rahmat (kasih sayang), mim-nya adalah maghfirah (ampunan), sedangkan dhad dan nun-nya adalah dhaqqudz dzanbi (penghancur dosa). Hal ini senada dengan sebuah hadits, “sepuluh awal bulan ramadhan adalah rahmat, sepuluh pertengahannya adalah maghfirah dan sepuluh terakhir darinya adalah itqun min al-niran (dibebaskan dari siksa neraka).

Berangkat dari bulan yang penuh berkah dan ampunan serta banyak keistimewaan di dalamnya, salah satu yang paling berbeda dari bulan-bulan lainnya adalah kegiatan sholat tarawih berjamaah. Kita tahu bahwa selain bulan suci yang disambut dengan suka cita, di dalamnya ada kegiatan berjamaah yang tidak dapat dilakukan dibulan lainnya yaitu tarawih berjamaah. Tarawih memiliki makna mendalam sebagai bentuk Qiayam al-Layl di bulan Ramadhan, dan penting dalam Islam karena merupakan sunnah mu’akadah, praktik yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW. Makna pentingnya terletak pada keberkahan spiritual yang dapat diperoleh melalui pelaksanaannya. Bukan hanya serangkauan gerakan ritual, tetapi menjadi sebuah perjalanan spiritual yang membawa umat Islam lebih dekat pada Allah SWT.

Salah satu gerakan paling berkesan saat sholat adalah sujud. Sujud bermakna merendahhkan dan menghambakan diri pada Allah SWT. Tindakan sujud dalam shalat bagi umat Islam melibatkan proses menyentuh tanah dengan dahi, yang dianggap sebagai bagian tubuh tertinggi, menandakan kerendahan hati di hadapan Allah SWT. Didalam al-Qur’an, kata sujud terdapat dalam 14 surat dengan berbagai kejadian, namun pemkanaan sujud ini tetap pada bentuk kerendahan hati kita di hadapan Allah SWT. Satu diantaranya seperti yang tertulis dalam Surat Ar-Ra’d ayat 15 yang berbunyi:

“Hanya kepada Allah-lah sujud (patuh) segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan kemauan sendiri ataupun terpaksa (dan sujud pula) bayang-bayangnya di waktu pagi dan petang hari.” (Q.S. Ar-Ra’d : 15)

Salah satu keistimewaan sujud ialah menjadi wahana intim antara hamba dengan Sang Pencipta Allah SWT. Pada saat itu, kita merasakan betapa rendah dan kecilnya diri ini sekaligus memuji keagungan Allah SWT. Pakar tafsir al-Qur’an, Muhammad Quraish Shihab dala, Wawasan Al-Qur’an: tafsir Maudhu’i atas Pelbagai Persoalan Umat (2000) menjelaskan bahwa kata sujud sangat terkait dengan istilah masjid. Itukarena dari segi bahasa, kata masjid terambil dari akar kata sajada-sujud, yang berarti patuh, taat, serta tunduk dengan penuh hormat dan takzim. Meletakkan dahi, kedua tangan, lutut, dan kaki ke bumi, yang kemudian dinamai sujud oleh syariat, adalah bentuk lahiriah yang paling nyata. Itulah mengapa bangunan yang dikhususkan untuk melaksanakan shalat dinamakan masjid, yang artinya “tempat bersujud”.

Sujud yang selama ini telah dilakukan oleh umat Islam, secara rutin selama 5 waktu dalam sehari, memiliki beberapa manfaat potensial yang terkait dengan posisi ini, yang berdampak pada kesehatan fisik dan mental, dikutip dari laman sosial media @drhaleemachiropractor, bahwa:

  1. Posisi sujud meningkatkan aliran darah ke otak sehingga dapat membantu meningkatkan fungsi otak dan kesehatan mental. Peningkatan sirkulasi darah ke otak dapat meningkatkan konsentrasi dan mengurangi risiko penyakit saraf.
  2. Sujud dapat memberikan efek menenangkan pikiran, menurunkan tingkat stres dan kecemasan. Posisi ini mendorong relaksasi dan dapat membantu mencapai kedamaian dan ketenangan mental.
  3. Rutin melakukan sujud sebagai bagian dari shalat Islami dapat memberikan kontribusi pada kelenturan dan kekuatan yang lebih baik pada otot punggung, leher, dan bahu. Ini juga membantu dalam menjaga postur tubuh yang baik.
  4. Gerakan keluar masuk sujud dapat menguatkan otot punggung bagian bawah dan meningkatkan kelenturan tulang belakang sehingga berpotensi mengurangi nyeri pinggang.
  5. Posisi sujud melibatkan penekanan perut ke paha, yang dapat membantu dalam pemijatan dan rangsangan pada organ perut. Ini dapat membantu pencernaan dan membantu meringankan masalah yang berkaitan dengan sistem pencernaan.
  6. Melakukan shalat dan sujud secara teratur dapat memberikan rasa landasan dan stabilitas, berkontribusi terhadap keseimbangan emosional dan kesejahteraan.
  7. Selain manfaat kesehatan fisik dan mental, sujud menawarkan makna spiritual yang mendalam, menumbuhkan rasa kerendahan hati, rasa syukur, dan hubungan dengan Tuhan, yang dapat berkontribusi pada kesejahteraan secara keseluruhan.

Selain manfaat kesehatan yang akan didapat saat melakukan sujud, sujud juga merupakan perintah agama yang menjadi salah satu perbuatan yang sangat di cintai oleh Allah SWT. Di dalamnya terkandung keutamaan-keutamaan yang sangat banyak. Di antaranya sujud memperlihatkan kebiasaan manusia di hadapan kebesaran dan keagungan Allah SWT. Hal ini karena dengan sujud manusia rela meletakkan wajahnya, sebagai simbol kehormatan, ke tanah/lantai. Keutamaan lainnya, sujud mendidik manusia bersikap rendah hati dan menjauuhkannya dari sikap sombong atau takabur. Makin banyak orang bersujud, maka makin bersih jiwanya dan makin tinggi kesadaran rohaninya.

marhaban-ya-ramadhan-1445-h-design-template-ed75d51c1e256c1170efd6f83942f812_screen

RAMADHAN YANG SPEKTAKULER

Oleh: Rani*

Ramadhan merupakan bulan yang suci bagi umat muslim di seluruh dunia. Ramadhan bukan hanya sekedar bulan puasa bagi umat muslim,tetapi ramadhan adalah bulan yang spektakuler. Bagaimana ramadhan bisa menjadi bulan yang spektakuler? Jawabannya terletak pada nilai-nilai yang di anut yang di lakukan umat muslim selama bulan ramadhan. Bulan ramadhan memiliki banyak keutamaan yang membuatnya menjadi bulan yang spektakuler. Lalu, apa saja keutamaan bulan ramadhan bagi umat muslim sehingga bulan ramadhan menjadi bulan yang sangatspektakuler dari bulan lainnya:

Pertama, hanya bulan ramadhan yang setiap siang dan malam 24 jam selama satu bulan penuh Allah SWT berikan ampunan setiap hambanya. Allah SWT berikan begitu banyak peluang ampunan bagihambanya, bahkan dosa yang di anggap paling besar sekalipun ketika umatnya bersungguh-sungguh ingin bertobat Allah ampuni dosa itu. Jadi ramadhan adalah bulan dimana yang setiap waktu selama sebulan penuh ampunan Allah di bentangkan.

Kedua, ramadhan juga memperkaya kehidupan spritual umat muslim melalui meningkatkan ibadah dan ketaatan. Malam-malam ramadhan yang penuh berkah, terutama malam Lailatul Qadar, menjadi waktu yang sangat istimewa bagi umat muslim untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui shalat, dzikir, dan doa.

Ketiga, hanya di bulan ramadhan seluruh umat muslim merasa termotivasi untuk berbuat baik dan terhenti untuk melakukan yang salah. Ramadhan memiliki kemampuan khusus untuk menghentikan orang darip erbuatan dosa. Ketika mereka ingin melakukan perbuatan salah maka secara tidak langsung akan terfikir di bulan ramadhan dan mengingatbahwa Allah SWT maha melihat segala perbuatannya.

Keempat, ramadhan mengajarkan kesabaran dan pengendali diri dengan menahan lapar,haus dan dorongan untuk melakukan hal-hal yang di hindari selama bulan puasa. kita belajar untuk mengendalikan diri dan meningkatkan kesabaran. Selama bulan puasa kesabaran sangat di uji karena ketika melakukan puasa manusia di larang marah, begitu hebatnya bulan puasa sehingga ketika akan marah sekalipun umat muslim akan langsung ingat dengan sang penciptanya Allah swt.

Kelima, bulan ramadhan adalah bulan dimana pertama kali diturunkannya al-quran di muka bumi, ketika itu rasulullah SAW sedang uzlah atau mengasingkan diri di gua hira bukit jabal nur pada 17 ramadhan 610 masehi. Ketika itu,rasullulah SAW berusia 40 tahun. Surat pertama yang diturunkan pada waktu itu adalah surah Al-alaq ayat 1-5.

Keenam, pada bulan ramadhan, pintu-pintu surga di buka sedangkan pintu-pintu neraka di tutup dan setan-setan di belenggu. Sesuai dari sabda Rasulullah SAW: ”Apabila datang bulan ramadhan maka dibukalah pintu-pintu surga dan di tutuplah pintu-pintu neraka dan setan- setan diikat (dibelenggu).”(HR.Bukhari dan Muslim).

Ketujuh, pada bulan ramadhan, Allah SWT akan melipat gandakan semua pahala. Namun,pada bulan ini juga dosa akan di lipat gandakan maksud nya satu dosa yang di lakukan bisa di catat menjadi berlipat ganda sampai tujuh ratus kali lipat dalam setiap maksiat. Maka dari itu perbanyaklah berbuat kebaikan dan jauhilah larangan Allah.

Dari keutamaan bulan ramadhan yang di sebutkan di atas,dapat diketahui bahwa bulan ramadhan merupakan bulan yang memiliki keutamaan dan keistimewaan yang besar. Adapun yang perlu di ingat umat muslim, bahwa ada sebagian orang berpuasa tetapi tidak shalat atau hanya shalat pada bulan ramadhan saja. Orang seperti itu tidak berguna baginya puasa, haji, maupun zakat. Karena shalat adalah sandi agama islam yang ia tidak dapat tegak kecuali dengannya. Artinya: Sesungguhnya shalat itu merupakan kewajiban yang waktunya telah di tentukan atas orang-orangmukmin.”(QS. An-Nisa:103).

Bulan ramadhan di persiapkan Allah SWT agar manusia lebih fokus dalam menjalankan ibadah. Puasa merupakan bagian dari membentengi diri dari perbuatan setan. Oleh karenanya Allah SWT memerintahkan setan-setan tidak berdaya dalam menggoda manusia. Umat muslim yang menjalankan ibadah puasa memiliki controlling diri atas tipu daya setan dengan terus mengendalikan hawa nafsu. Namun,tidak semua perbuatan maksiat di pengaruhi setan. Itulah mengapa masih banyak di temui manusia yang lalai dalam ibadah puasa, seperti berbuka di siang hari, emosi, bertengkar, dan bermalas-malasan. Pada dasar nya manusia miliki nafsu yang jika tidak bisa di kendalikan maka akan berakibat buruk. Sebagai hamba yang sempurna sudah sepatutnya manusia meningkatkan iman dan aqidah sejak dini.

Secara keseluruhan, ramadhan merupakan bulan yang spektakuler bagi umat muslim, di mana mereka di berikan kesempatan untuk membersihkan diri secara spritual, meningkatkan ketaqwaan kepada AllahSWT, dan memperbaiki hubungan dengan sesama. Dengan memanfaatkan ramadhan dengan baik,umat muslim di harap kan dapat meraih berkah dan ampunan dari Allah SWT serta menjadi pribadi yang lebih baik dalam menjalani kehidupan ini.

*Penulis adalah mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia FITK UIN Raden Fatah Palembang

marhaban-ya-ramadhan-1445-h-design-template-ed75d51c1e256c1170efd6f83942f812_screen

PUASA RAMADHAN DAN KETAKWAAN EKOLOGIS

Oleh: Muhammad Isnaini

Puasa, sebuah praktik spiritual yang memiliki akar dalam berbagai tradisi agama, bukan sekadar menahan diri dari makanan dan minuman. Lebih dari itu, puasa adalah sebuah perjalanan dalam introspeksi diri, pengendalian nafsu, dan meningkatkan kedekatan dengan Sang Pencipta. Namun, dalam zaman modern yang gejolak, semangat puasa seringkali terpisah dari konteks lingkungan alam. Ketakwaan ekologis adalah kesadaran akan hubungan yang erat antara manusia dan alam semesta. Ini adalah pemahaman bahwa setiap tindakan kita memiliki dampak pada lingkungan di sekitar kita, dan bahwa menjaga alam adalah bagian penting dari ibadah kita kepada Tuhan. Dalam pandangan agama-agama besar, seperti Islam, puasa adalah lebih dari sekadar menahan lapar dan dahaga. Ini adalah kesempatan untuk membersihkan jiwa, memperkuat hubungan dengan Tuhan, dan merenungkan ketergantungan kita pada-Nya. Namun, puasa juga harus mencakup ketakwaan ekologis, di mana kita merenungkan dampak kita pada bumi dan makhluk-makhluk di dalamnya.

Puasa yang disertai dengan ketakwaan ekologis mengajarkan kita untuk bertanggung jawab atas bumi yang diberikan Tuhan kepada kita sebagai amanah. Ini mengingatkan kita bahwa alam bukan hanya sumber kebutuhan kita, tetapi juga rekan hidup yang harus dihormati dan dijaga. Dalam konteks ketakwaan ekologis, puasa dapat menjadi lebih dari sekadar menahan diri dari makanan dan minuman. Ini bisa menjadi kesempatan untuk mengurangi konsumsi yang berlebihan, menghindari pemborosan sumber daya alam, dan mengambil langkah-langkah kecil untuk menjaga kelestarian lingkungan. Dengan menyatukan praktik puasa dengan kesadaran akan lingkungan, kita tidak hanya memperkuat ikatan spiritual kita dengan Tuhan, tetapi juga memperkuat ikatan kita dengan ciptaan-Nya. Ini adalah panggilan untuk menjadi pengurus yang bijak bagi planet ini, menjaga keseimbangan alam, dan mewujudkan keadilan ekologis bagi semua makhluk.

Sering disitir oleh ilmuan tentang lingkungan Firman Allah SWT yang terdapat dalam surat 30:41: “Telah rusaklah kebinasaan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, agar Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, supaya mereka kembali (ke jalan yang benar).” Ayat ini menekankan tanggung jawab manusia atas kerusakan lingkungan. Puasa dapat diinterpretasikan sebagai kesempatan untuk merenungkan tindakan kita terhadap alam dan untuk melakukan perbaikan. Dan sebuah hadist yang selalu dijadikan landasan tentang kelestarian lingkungan adalah Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya bumi ini milik Allah, Dia memberikannya kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya, dan sesungguhnya amalan yang paling disukai Allah adalah memperbaiki hubungan antara manusia.” (Sunan Ibn Majah). Hadis ini menekankan pentingnya menjaga bumi sebagai amanah dari Allah. Puasa, sebagai salah satu bentuk ibadah, haruslah disertai dengan upaya untuk memperbaiki hubungan dengan alam, termasuk melalui pelestarian lingkungan.

Meskipun puasa merupakan ibadah yang mulia, seringkali praktiknya dihubungkan hanya dengan aspek spiritual dan kemanusiaan. Terkadang, kita lupa bahwa puasa juga harus mencakup kesadaran akan lingkungan dan tanggung jawab kita sebagai khalifah di bumi. Dalam konteks kelestarian lingkungan, puasa dapat diinterpretasikan sebagai kesempatan untuk mengurangi konsumsi yang berlebihan, menghindari pemborosan sumber daya alam, dan menjaga kelestarian alam. Hal ini sesuai dengan ajaran Islam tentang keadilan, keseimbangan, dan tanggung jawab. Salah satu tantangan utama dalam mengimplementasikan puasa dan ketakwaan ekologis adalah kesadaran dan tindakan nyata. Kita perlu berusaha untuk menjaga lingkungan sepanjang tahun, bukan hanya selama bulan puasa. Selain itu, membutuhkan kesadaran kolektif dan upaya bersama untuk menciptakan perubahan yang berkelanjutan.

Puasa, sebagai praktik spiritual yang mendalam, telah menjadi bagian integral dari berbagai tradisi agama, termasuk Islam. Dalam konteks Islam, puasa bukan sekadar menahan diri dari makanan dan minuman, tetapi juga merupakan waktu untuk merenungkan hubungan kita dengan Tuhan dan ciptaan-Nya. Namun, dalam dunia modern yang serba cepat dan terkadang tanpa kesadaran, seringkali elemen penting dari puasa, seperti ketakwaan ekologis, terlupakan atau diabaikan. Ketakwaan ekologis mengacu pada kesadaran akan hubungan erat antara manusia dan alam semesta. Ini adalah pemahaman bahwa tindakan kita memiliki dampak pada lingkungan di sekitar kita, dan bahwa menjaga alam adalah bagian penting dari ketaatan kita kepada Tuhan. Dalam konteks puasa, ketakwaan ekologis menyoroti pentingnya merenungkan dampak kita pada bumi dan makhluk-makhluk di dalamnya, serta mengambil langkah-langkah untuk menjaga kelestarian alam.

Puasa dan ketakwaan ekologis saling terkait dalam beberapa aspek. Pertama, puasa memperkuat kesadaran akan ketergantungan kita pada Tuhan, yang pada gilirannya mengingatkan kita akan tanggung jawab kita sebagai khalifah di bumi. Kedua, puasa dapat diinterpretasikan sebagai kesempatan untuk mengurangi konsumsi yang berlebihan, menghindari pemborosan sumber daya alam, dan mempraktikkan gaya hidup yang lebih sederhana dan berkelanjutan. Ketiga, puasa juga membangun sikap kesabaran, penerimaan, dan rasa hormat terhadap ciptaan Tuhan, termasuk lingkungan alam. Namun, meskipun konsep ini penting dalam ajaran Islam, seringkali praktik puasa dan ketakwaan ekologis masih belum diintegrasikan sepenuhnya dalam kehidupan sehari-hari umat Muslim. Tantangan yang dihadapi termasuk kurangnya kesadaran akan dampak lingkungan dari tindakan sehari-hari, kurangnya edukasi tentang pentingnya pelestarian alam dalam konteks keagamaan, dan kecenderungan untuk fokus pada aspek spiritual puasa sementara mengabaikan tanggung jawab kita terhadap alam.

Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan upaya bersama dari individu, komunitas, dan pemimpin agama. Edukasi tentang hubungan antara puasa dan ketakwaan ekologis perlu ditingkatkan, baik melalui khutbah, kajian agama, maupun program pendidikan. Selain itu, tindakan nyata seperti mengurangi pemborosan, mengurangi polusi, dan mendukung inisiatif pelestarian alam harus didorong dan diimplementasikan secara luas oleh umat Muslim. Dengan mengintegrasikan puasa dengan ketakwaan ekologis, umat Muslim dapat memperkuat ikatan spiritual mereka dengan Tuhan sambil menjalankan tanggung jawab mereka sebagai pengelola bumi. Ini bukan hanya tentang menjaga alam untuk kepentingan masa depan, tetapi juga tentang menghormati ciptaan Tuhan dan memperkuat hubungan yang harmonis antara manusia dan alam semesta.

Puasa dan ketakwaan ekologis adalah dua konsep yang saling terkait dalam ajaran Islam, namun seringkali keduanya terpisah dalam praktik sehari-hari umat Muslim. Puasa bukan hanya tentang menahan diri dari makanan dan minuman, tetapi juga merupakan kesempatan untuk merenungkan hubungan kita dengan Tuhan dan ciptaan-Nya, termasuk lingkungan alam. Ketakwaan ekologis menyoroti pentingnya kesadaran akan tanggung jawab kita sebagai khalifah di bumi dan dampak tindakan kita pada lingkungan. Dalam konteks puasa, ketakwaan ekologis mengajarkan kita untuk mengurangi konsumsi yang berlebihan, menghindari pemborosan sumber daya alam, dan memperkuat hubungan yang harmonis antara manusia dan alam semesta.

Meskipun konsep ini penting dalam ajaran Islam, masih ada tantangan dalam mengintegrasikan puasa dengan ketakwaan ekologis dalam praktik sehari-hari. Diperlukan upaya bersama dari individu, komunitas, dan pemimpin agama untuk meningkatkan kesadaran, edukasi, dan tindakan nyata dalam menjaga kelestarian alam. Dengan mengintegrasikan puasa dengan ketakwaan ekologis, umat Muslim dapat memperkuat ikatan spiritual mereka dengan Tuhan sambil menjalankan tanggung jawab mereka sebagai pengelola bumi. Ini bukan hanya tentang menjaga alam untuk kepentingan masa depan, tetapi juga tentang menghormati ciptaan Tuhan dan menciptakan keadilan ekologis bagi semua makhluk. (Wallahu a’lam bis assowab).

[1] Dosen Fakultas Sains dan Teknologi UIN Raden Fatah Palembang

marhaban-ya-ramadhan-1445-h-design-template-ed75d51c1e256c1170efd6f83942f812_screen

Ramadhan Sehat: Menjaga Kesehatan Tubuh Saat Berpuasa

Oleh : dr. Delia Yusfarani, M.Kes

 

Bulan Ramadhan adalah waktu yang spesial bagi umat Islam untuk melaksanakan ibadah puasa. Selain sebagai latihan spiritual, puasa juga memberikan kesempatan untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan. Tips menjaga kesehatan tubuh selama berpuasa di bulan Ramadhan antara lain:

1. Hidrasi Tubuh

Hidrasi tubuh adalah proses menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh untuk memastikan semua fungsi fisiologis berjalan dengan baik. Untuk menjaga hidrasi tubuh selama bulan puasa dilakukan antara lain:

a. Minum air yang cukup antara waktu berbuka puasa (iftar) dan sahur, minimal 8 gelas perhari.

b. Hindari minuman dengan kafein seperti kopi dan teh yang bisa meningkatkan diuresis dan mempercepat kehilangan cairan pada saat sahur.

c. Konsumsi buah dan sayur yang banyak mengandung air.

2. Nutrisi Seimbang

Tidak lupa juga nutrisi seimbang sangat penting untuk menjaga stamina dan kesehatan selama berpuasa dengan cara:

a. Sahur dengan makanan yang mengandung protein tinggi dan karbohidrat kompleks untuk energi yang bertahan lama.

b. Ketika waktu berbuka, mulailah dengan makanan ringan seperti kurma dan air putih, kemudian lanjutkan dengan makanan utama.

c. Ketika waktu berbuka, sebaiknya dimulai dengan makanan ringan seperti kurma dan air putih, kemudian lanjutkan dengan makanan utama

d. Hindari makanan berlemak tinggi, gorengan dan makanan manis berlebihan yang dapat menyebabkan penambahan berat badan dan masalah kesehatan.

3. Olahraga Teratur

Olahraga selama Ramadhan tetap penting dan harus dilakukan dengan bijak, dengan cara:

a. Pilih waktu yang tepat untuk berolahraga, seperti 1-2 jam setelah berbuka puasa atau sebelum sahur

b. Jenis olahraga yang disarankan adalah yang ringan hingga sedang, seperti berjalan, bersepeda, atau yoga.

c. Hindari olahraga berat yang menguras banyak energi dalam cairan tubuh.

4. Istirahat yang Cukup

Kualitas tidur yang baik penting untuk pemulihan energi dalam bulan Ramadhan dengan cara:

a. Usahakan untuk tidur cukup, 5-6 jam per malam.

b. Hindari begadang dan kurangi paparan cahaya dari layar gadget sebelum tidur untuk meningkatan kualitas.

c. Manfaatkan waktu siang untuk beristirahat atau tidur singkat (power nap) jika memungkinkan.

5. Kesehatan Mental

Dalam bulan Ramadhan kesehatan mental juga perlu dijaga karena manfaatnya antara lain:

a. Waktu berbuka puasa dapat untuk refleksi, meditasi dan memperkuat spritual.

b. Kurangi stres dengan menghindari konflik dan menjaga komunikasi yang baik dengan orang sekitar.

c. Luangkan waktu untuk melakukan hobi atau aktvitas yang menyenangkan

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa menjaga kesehatan tubuh saat berpuasa di bulan Ramadhan memerlukan perencanaan dan kesadaran diri. Adanya tips hidrasi yang baik, nutrisi seimbang, olahraga teratur, istirahat yang cukup dan menjaga kesehatan mental di bulan Ramadhan dapat menjadi waktu yang menyenangkan baik secara fisik maupun spiritual.

Diujung Surat Al-Baqarah Ayat 184 ;

وَأَن تَصُومُوا۟ خَيْرٌ لَّكُمْ ۖ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ

Artinya : Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.

Berikut adalah berbagai manfaat puasa bagi kesehatan.

1. Menurunkan Berat Badan

Manfaat puasa bagi kesehatan yang pertama adalah menurunkan berat badan. Pasalnya, puasa dapat meningkatkan metabolisme tubuh, sehingga pembakaran kalori dan lemak juga ikut meningkat. Hal ini akan memicu terjadinya penurunan berat badan dan mencegah terjadinya obesitas.

2. Menjaga Kesehatan Jantung

Seseorang yang berpuasa selama satu bulan penuh diketahui memiliki risiko penyakit jantung, kolesterol tinggi, serta tekanan darah tinggi yang lebih rendah apabila dibandingkan dengan orang yang tidak berpuasa. Pasalnya, puasa membuat seseorang bisa mengatur pola makannya menjadi lebih sehat.

Teh yang sering dijadikan sebagai minuman wajib saat sahur atau berbuka juga dapat membantu menjaga kesehatan jantung. Teh mengandung jenis antioksidan flavonoid yang bisa membantu mencegah naiknya kadar kolesterol, melancarkan peredaran darah, serta menurunkan risiko diabetes.

3. Meningkatkan Metabolisme Tubuh

Beberapa orang keliru menganggap bahwa puasa dapat menurunkan metabolisme. Justru, salah satu manfaat puasa adalah membantu meningkatkan metabolisme tubuh. Ini dikarenakan tubuh tetap mendapatkan asupan makanan saat sahur dan berbuka.

Puasa sepanjang hari membuat metabolisme lebih efisien karena adanya pelepasan hormon adiponektin. Hormon ini membantu setiap sel organ dan otot tubuh menyerap lebih banyak nutrisi. Semakin banyak nutrisi yang diserap, semakin baik pula tubuh menjalankan berbagai fungsinya.

4. Meningkatkan Fungsi Otak

Berikutnya, manfaat puasa untuk kesehatan yang sayang untuk dilewatkan adalah pengaruhnya terhadap kesehatan otak. Puasa diketahui dapat mendorong produksi protein yang mendukung pembentukan dan perkembangan saraf. 

Protein tersebut akan mendorong sel punca (induk) di otak untuk mengeluarkan sel-sel saraf baru sehingga timbul berbagai reaksi kimia yang berdampak baik terhadap sistem kerja otak. Protein itu juga membantu melindungi sel otak dari kelainan, seperti alzheimer.

5. Mengaktifkan Detoksifikasi dan Mencegah Kanker 

Manfaat puasa bagi kesehatan juga dapat mengurangi kerusakan akibat radikal bebas atau detoksifikasi dan dapat membantu sel tubuh membersihkan diri melalui proses autofagi  

Detoksifikasi merupakan proses tubuh dalam memperoleh gizi yang tepat dengan memberikan kesempatan untuk membuang zat-zat beracun dalam tubuh. Detoks akan berlangsung ketika berpuasa, di mana sistem pencernaan seperti hati, pankreas, lambung, usus besar, dan usus halus beristirahat selama sekitar 12 jam. Ketika berbuka, organ pencernaan mampu bekerja dengan lebih baik lagi.

6. Mengurangi Risiko Diabetes

Ketika berpuasa, kadar gula darah cenderung menurun karena tubuh menggunakan cadangan gula sebagai energi. Puasa diketahui dapat mengendalikan gula darah pada orang non-diabetik dengan mengurangi resistensi insulin. 

Menurunnya resistensi insulin dapat membantu penyerapan gula secara efektif sehingga gula darah tetap stabil. Toleransi insulin yang baik juga akan mencegah lonjakan kadar glukosa (hiperglikemia) maupun penurunan gula darah di bawah batas normal (hipoglikemia).

7. Membantu Menjaga Kesehatan Mental

Beberapa manfaat puasa bagi mental adalah mengatasi stres lebih baik, meningkatkan suasana hati, serta lebih mudah beradaptasi dengan perubahan. Hal ini dikarenakan ketika berpuasa, jumlah hormon kortisol yang diproduksi kelenjar adrenal lebih stabil sehingga bisa mengurangi stres. 

Puasa memiliki manfaat pada sisi psikologis, puasa dapat mengubah pikiran menjadi tenang, damai, dan bahagia, mengurangi rasa takut dan agresif, puasa dapat mengurangi kecemasan dan depresi. Manfaat puasa dari sisi psikologis, yakni puasa menumbuhkan rasa empati dan simpati, puasa mematangkan kecerdasan emosional, memberikan mood positif bagi yang menjalankannya…

Puasa memiliki manfaat pada sisi psikologis, puasa dapat mengubah pikiran menjadi tenang, damai, dan bahagia, menumbuhkan rasa empati dan simpati, puasa dapat mengurangi kecemasan dan depresi. Manfaat lainnya, puasa mematangkan kecerdasan emosional, mengurangi rasa takut dan agresif, dan memberikan mood yang positif bagi yang menjalankannya.Ramadhan Sehat: Menjaga Kesehatan Tubuh Saat Berpuasa

Referensi:

  1. Hello Sehat (2020). Tips Puasa sehat agar Tetap Segar Di Bulan Ramadahan
  2. Jinan, Syifwatul Ruhma (2023). Tips Menjaga Kesehatan Tubuh Saat Puasa Ramadhan
  3. Unit Pelayanan Kesehatan Kementrian Kesehatan (2023). Tips Sehat Selama Bulan Ramadhan.
  4. https://tafsirweb.com/689-surat-al-baqarah-ayat-184.html 
  5. https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/manfaat-puasa-bagi-kesehatan*
  6. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/158/apa-saja-manfaat-berpuasa